22/11/2020 511 Readers
Mensikapi isu tersebut, BPDPKS menjawab sekaligus mengajak para milenial untuk mengenal manfaat Sawit dalam kehidupan manusia sehari-hari, melalui kegiatan Digitalk Sawit.
Wulan Suling selaku Head of Corcomm Sinarmas Agribusiness & Food menyampaikan besarnya manfaat serta fakta produk sawit sebagai kebutuhan hidup manusia sehari-harinya.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa kelapa sawit dan produk turunannya hidup berdampingan dengan manusia. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, manusia akan bersentuhan dengan sawit.
"Seperti kita ketahui sawit sudah menjadi kebutuhan buat manusia. Makanya kenapa kita gencar melakukan kampanye ke masyarakat yang lebih dewasa seperti pekerja di perusahaan-perusahaan. Meski tak dipungkiri, jika mengacu hasil survei, remaja paling banyak terkena kampanye negatif dari sawit," kata Wulan, Jumat (28/8/2020).
"Selama ini industri sawit dituding tidak ramah lingkungan. Padahal perlu diingat bahwa perkebunan dan industri sawit Indonesia saat ini telah dikelola dengan prinsip-prinsip sustainability yang memperhatikan aspek lingkungan dan sosial. Dari hasil sawit ini kemudian kita bisa memproduksi banyak kebutuhan hidup manusia seperti minyak goreng, shampo, sabun, rinso, makanan, kosmetik dan banyak lagi lainnya. Semua produk ini dapat ditelusuri sumbernya berasal dari sawit yang ditanam tanpa merusak lingkungan" ujar Wulan.
Sedangkan, Djono Albar sebagai pekebun sawit milenial mengatakan generasi milenial harus paham tentang sawit yang memiliki banyak manfaat dan punya dampak ekonomi atas hajat hidup orang banyak.
Djono berharap acara literasi dengan digitalk ini mampu membuka mata generasi milenial, mahasiswa, pengusaha pemula, dan lainnya untuk mengenal lebih dalam soal sawit dan produk-produk turunannya, serta peluang-peluang yang bisa diciptakan dari kelapa sawit.
Bahkan, Djono juga pernah mencatat, bahwa pada tahun 2017 kemarin industri ini menyumbang devisa sebesar US$23 miliar atau setara Rp300 triliun, dan saat ini juga tetap menjadi penyumbang devisa ekspor terbesar bagi Indonesia.
Selain produk kebutuhan rumah tangga, Djono menyebutkan bahwa sawit juga bisa menjadi alternatif sumber energi terbarukan yang jauh lebih ramah lingkungan. Biodiesel sawit yang secara emisi sangat ramah lingkungan bisa menggantikan ketergantungan masyarakat selama ini terhadap energi minyak bumi.
Selebgram Agatha Priscilla mengaku sangat exited sekali mengikuti jalannya diskusi Digitalk Sawit dengan hashtag #GueGenerasiSawit. Banyak hal yang semula sama sekali tidak diketahuinya terkait sawit jadi bertambah wawasannya.
Sehingga banyak hal kedepannya yang akan disampaikan dirinya terkait sawit kepada followernya di sosial media yang sudah berjumlah lebih dari satu juta itu.
"Sejauh ini aku cuma tahu kalau sawit itu hanya bisa digunakan sebagai bahan dasar dari minyak goreng. Kosmetika juga pernah dengar tapi hanya sekilas aja. Padahal kenyataannya hampir sebagian besar kebutuhan manusia itu, bahan dasarnya adalah dari sawit," ucap Agatha.
Seperti diketahui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat bahwa hingga saat ini sedikitnya 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung telah menggantungkan hidupnya pada operasional bisnis sawit di Indonesia. Ada sekitar 2,4 juta petani swadaya yang terlibat dan secara total 4,6 juta pekerja lain yang masuk dalam ekosistem industri sawit nasional.